Minggu, 25 November 2012

Makalah IPI-pengertian.batasan2-ruanglingkup dan metode Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman serta ilmu pendidikan umum, ilmu pendidikan Islam berkembang dengan baik. Dalam perkembangannya. istilah pendidikan Islam berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh pendidik, agar ia mempunyai kepribadian yang bersifat Islamiya  berlandaskan Pada Al Qur’an dan Al Hadits. karena pendidikan Islam, tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.
Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang maupun kelompok, untuk mejadi dewasa dalam berfikir dan berinteraksi kepada khalayak umum, Akan tetapi kemajuan perkembangan ilmu pendidikan Islam tidak akan memajukan Islam, tanpa adanya pendidik yang mengerti tetang ilmu pendidikan Islam itu sendiri.
Faktanya masih banyak para calon pendidik maupun yang sudah menjadi pendidik, kurang memahami ilmu pendidikan Islam, oleh karena itu makalah ini sedikit banyak  membahasan tentang Pengertian Pendidikan Islam, Batasan Pengertian Pendidikan Islam, pengajaran ruang lingkup pendidikan Islam, metode pendidikan Islam.
 
B.       Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian pendidikan Islam ?
  2. Apa saja batasan-batasan pendidikan Islam ?
  3. Bagaimana pengajaran dan ruang lingkup pendidikan Islam ?
  4. Apa Metode pengajaran Pendidikan Islam ?
C.      Tujuan Pembahasan
a.    Mengetahui dan memahami Pendidikan Islam.
b.      Mengetahui batasan-batasan pendidikan Islam.
c.    Memahami pengajaran dan mengetahui ruang lingkup Pendidikan Islam.
d.      Mengetahui metode-metode pengajaran pendidikan Islam.























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendidikan Islam
Kalau kita mau melihat pengertian pendidikan Islam dari segi bahasa kita harus melihat kata bahasa arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam bahasa tersebut. kata “Pendidikan”  yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa arab adalah “Tarbiyah” dengan kata kerja “Rabba”. Kata “Pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “Ta’lim” dengan kata kerja Allama. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “Tarbiya Wa Ta’lim, sedangkan pendidikan Islam dalam Bahasa Arab adalah “Tarbiyah Islamiyah”.[1]
Pendidikan Islam menurut istilah ialah: pendidikan yang lazim di pahami sekarang, belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama Islam dengan berdakwah, menyampaikan ajaran memberi contoh, melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi, Dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu. Telah mencakup pendidikan dalam pengertian sekarang.
Pengertian pendidikan Islam dalam Islam yaitu: syariat Islam tidak akan di hayati dan di amalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didik melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai dengan ajaran Islam dengan berbagai metode. Dari satu segi kita lihat, bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditunjukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Di segi lainya. Pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.
Ciri keberhasilan mendidik adalah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran agama Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, Cara, Alat, dan lingkungan yang menunjang keberhasilan dalam pendidikan. Dengan demikian secara umum dapat kita katakan bahwa pendidikan Islam itu adalah pembentukan keperibadian muslim.[2]

B.       Batasan-Batasan Pengertian Pendidikan Islam
a.    Batasan yang Luas
Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala ruang lingkup dan sepanjang hayat.[3]
Pada hakikatnya pendidikan mengandung unsur pendidikan karena adanya intraksi dengan lingkungan dan anak didik. Namun yang paling penting kita bisa berinteraksi kepada siapa saja dengan sebaik-baiknya.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas adalah: a). pendidikan berlangsung sepanjang hayat. b). lingkungan pendidikan adalah semua yang berada di luar diri peserta didik. c). bentuk kegiatan dimulai dari yang tidak disengaja sampai kepada kegiatan yang terprogram, dll.
b.    Batasan yang Sempit
Karakteristik pendidikan dalam arti yang sempit adalah: masa pendidikan terbatas, lingkungan pendidikan berlangsung disekolah/ Madrasah, bentuk kegiatan sudah terprogram. dan tujuan pendidikan oleh pihak luar (sekolah/ Madrasah).
c.         Batasan yang luas terbatas
Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah segala usaha sadar yang di lakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang diselengarakan oleh lembaga pendidikan non-formal dan In-formal.[4]
Karakteristik pendidikan dalam arti luas terbatas adalah; a). Masa pendidikan sepanjang hayat namun kegiatan terbatas oleh waktu. b). lingkungan pendidikan juga terbatas. c).  bentuk kegiatan berbentuk pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. d). tujuan pendidikan merupakan kombinasi antara pengembangan potensi peserta didik dengan sosial demand.

C.      Pengajaran Ruang lingkup pendidikan Islam
Persyaratan yang perlu dipenuhi oleh pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu, menurut ilmu pengetahuan sosial (sosial science) secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:[5]
a.    Memiliki obyek pembahasan yang jelas dengan corak khas kependidikan yang ditunjang dengan berbagai ilmu pengetahan lain yang relevan.
b.    Mempunyai pandangan, teori, asumsi, atau hipotesis yang yang bercorak kependidikan (pedagosis) bersumberkan ajaran agama Islam.
c.    Memiliki metode penganalisis yang sesuai dengan tuntutan dari corak keilmuan kependidikan yang bernafaskan Islam atas dasar pendekatan yang relevan dengan corak dan watak keilmuan tersebut.
d.   Memiliki struktur keilmuan definitif yang mengandung suatu kebulatan dari bagian yang satu sama lain saling berkaitan sebagai suatu sistem yang mandiri (tidak bergantung pada sistem keilmuan lain).
Dalam sistematisasi bahan-bahan pengetahuan diperlukan sikap dan pandangan yang obyektif dan pola pikir yang menyeluruh terhadap sarana utama pendidikan tersebut adalah anak didik yang masih berada dalam taraf perkembangan atau pertumbuhan melalui proses secara bertahap menuju kearah kedewasaan. Dan setiap tahap perkembangan dan pertumbuhan tersebut senantiasa memberi ciri-ciri kemampan kejiwaan dan kejasmanian yang menuntut pelayanan atau metode yang sesuai dari pendidikan. Melalui teori psikologi,
Oleh karena itu, pendidikan Islam tidak bisa lepas dari psikologi, terutama psikologi pendidikan. Dalam hubungan dengan proses menanamkam nilai-nilai agama dan membimbing kearah kehidupan beragama. Ilmu pendidikan Islam juga memerlukan peran psikologi agama. Karena psikologi agama mengkaji tentang tingkat-tingkat kemampan anak dalam menerima nilai-nilai agama serta kepekaan (sensivitasnya) terhadap penerimaan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan Islam perlu memiliki pandangan yang sesuai dalam praktik dan memiliki kelenturan dalam teori-teori kependidikan. Ia juga merupakan eksperimentasi teori pendidikan Islam, yang bertugas memfungsionalkan ide-ide kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal, seperti di sekolah  maupun non formal seperti majlis taklim, pesantren dan pendidikan keluarga.

D.      Metode pendidikan Islam
1.         Pengertian metode
a.    Secara Etimologi
Metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thoriqoh yang berarti langkah-langkah strategi yang dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode ini harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik.[6]
b.    Secara terminologi
Para pakar ahli mendifinisikan sebagai berikut:
a.    Hasan Langgulung mendifinisikan: bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam mencapai tujuan pendidikan.
b.    Abd. Al Rahman Ghunaimah. Mendifinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pendidikan.
c.    Ahmad tafsir. Mendifinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan dan cepat dalam mengajar mata pelajaran.
2.    Dasar metode pendidikan Islam
a.    Dasar agamis
Pelaksanaan metode ini di pengarui oleh cara kehidupan beragama pendidik. Yang dapat memberikan dampak kepada peserta didik. al Qur’an dan hadits tidak bisa lepas dari pelaksanaan metode pendidikan islam.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa metode pendidikan islam pada agama islam yang menjadi sumber belajar adalah al qur’an dan al Hadits. Sehingga pelaksanaan tersebut di sesuaikan oleh kebutuhan peserta didik.
b.    Dasar Biologis.
Perkembanga biologisme manusia, mempengaruhi perkembangan intelektualnya maka semakin lama perkembangan biologi seorang, maka dengan sendirinya makin meningkatkan daya intelektualnya.[7]
Perkembangan jasmani seseoranag mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dirinya, seorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai kelemahan dan kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Contoh; Seorang yang rabun jauh maka akan duduk dibangku barisan depan. Karena di barisan depan dia tidak dapat bermain-main sehingga materi yang diberikan guru dapat diterima dengan baik dan dia akan lebih mampu dibanding temannya.
Dari fakta tersebut seorang pendidik harus memperhatikan kondisi peserta didiknya oleh karena itu kondisi biologis anak menjadi acuan dalam memilih metode.
c.    Dasar psikologis
Metode pendidikan islam bisa diterapkan dengan efektif apabila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikis peserta didik, di karenakan mempunyai pengaruh terhadap internalisasi nilai dan tranfermasi ilmu.
Seorang pendidik mengunakan metode pendidikan bukan saja memperlakukan psikologisnya tetapi biologisnya karena kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
d.   Dasar sosiologi
Interakasi yang terjadi antara sesama peserta didik  dan interaksi antara guru dan peserta didik merupakan interaksi timbal balik yang saling memberikan dampak positif pada keduanya.
Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan peserta didik dikala ia berada di lingkungan masyarakatnya. kadang-kadang interaksi/ pengaruh dari masyarakat berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan sekolah.[8]
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penganaan sebuah metode pendidikan Islam Mempunyai dasar sosiologis.
3.    Metode-metode mengajar dalam Pendidikan Islam
a.    Metode Ceramah
Metode ceramah ialah metode suatu cara penyajian atau penyampaian informasi secara penuturan secara lisan oleh didik kepada peserta didik, Prinsip dasar ini dalam Al Qur’an (Q.S Yunus: 23).[9]
b.    Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara pengajaran dimana guru mengajukan pertanyaan kepa anak didik tentang pelajaran yang sudah diajarkan atau sebaliknya anak didik mengajukan pertanya kepada pendidik/ GuruNYa.
c.    Metode Diskusi
Metode diskusi satu cara penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan didik untuk mengnalisa secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu permasalahan. Prinsip dasar ini dalam Al Qur’an (Q.S. Assafat Ayat; 20-23)
d.   Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana seseorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada anak didik. sedangkan hadist tersebut diperiksa oleh pendidik dan anak didik mempertanggung jawabkannya. Prinsip dasar ini dalam Al Qur’an (Q.S. Al-Mudatstsir; 1-7)
e.    Metode Demontrasi
Metode demokrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan, Prinsip dasar metode terdapat dalam sabda Rosulullah SAW.
Yang berbunyi: Dari Jabir, Katanya “saya melihat nabi melontar jumroh diatas kedaraan beliau pada hari raya haji, lalu beliau berkata: “hendaklah kamu turut cara-cara ibadah sebagaimana yang aku kerjakan ini karena sesunguhnya aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan haji sesudah ini.

f.     Metode Eksperimen
Yang dimaksud dengan metode ekperimen ialah suatu cara mengajar dengan cara menyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap hasil percobaan tersebut diamanti oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan murid sambil memberikan arahan.
g.    Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid kedalam kelompok belajar tertentu dalam setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an (Q.S. Al Qashash 21)
h.    Metode Kiasan
Metode kiasan ialah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita. prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an (Q.S. Yusuf: 4)
i.      Metode Amsal
Metode amsal yaitu suatu cara mengajar, dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat atau melalui contoh atau perumpamaan. prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an (Q.S. Al Baqarah: 17)
j.      Metode Traghib dan Tarhib
Metode targhib dan tarhib adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan mengunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukum terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur’an (Q.S. Al Bayinah 7-8)
Disamping dari metode mengajar yang digali dari Al Qur’an dan Hadits metode mengajar dalam pendidikan Islam bisa pula mengambil metode yang datang dan teori pendidikan non Islam dengan cara;
1.    Adopsi, Yaitu mengambil metode pendidikan non Islam secara utuh selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.
2.    Asimilasi, yaitu mengambil metode pendidikan non Islam dengan menyesuaikan disana sini.
3.    Legimitasi, yaitu mengambil metode pendidikan non Islam, kemudian di cari nashnya.
Dengan cara demikian metode perkembangan Islam berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a).  Pengertian pendidikan Islam dalam islam yaitu: syariat islam tidak akan di hayati dan di amalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didik melalui proses pendidikan. Dari satu segi kita lihat, bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditunjukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan Baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Di segi lainya. Pendidikan islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Oleh karena pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.
b).  Batasa-batasan Pendidikan Ada yaitu:
a.    Batasan yang luas
b.    Batasan yang sempit
c.    Batasan yang luas terbatas
c). Pesyaratan yang perlu dipenuhi oleh pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu , menurut ilmu pengetahuan social (social science) secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.    Memiliki obyek pembahasan yang jelas dengan corak khas kependidikan
b.    Mempunyai pandangan, teori, asumsi, atau hipotesis yang yang bercorak kependidikan.
c.    Memiliki struktur keilmuan yang definitive.
d). dalam memilih metode seharusnya memperhatikan; Dasar agamis, Biologis, Psikologi, dan Sosiologi.






DAFTAR PUSTAKA

Daradjat Zakiah, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Arifin, M, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
Uhbiyati, Nur, 1997, Ilmu Pendidikan Islam 2, bandung: Pustaka setia.


[1] Dr. Zakiyah Darjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 25
[2] Ibid.Hlm. 27-28
[3] Prof. Dr. H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia), hlm. 17
[4] Ibid. hlm 18
[5] Prof. H. M. Arifin, M.Ed , Ilmu pendidikan Islam, hlm 12
[6] Prof. Dr.  H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; kalam Mulia), hlm 184-188
[7] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:bumi aksara, 1996), hlm 97-98
[8] Muhammad Munif Mursyif, Al Tarbiyah Al Islamiyah. (Qahirah: Alama Al Kutub, 1982),  hlm 135
[9] Prof. Dr.  H. Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; kalam Mulia), hlm 192-197

Tidak ada komentar:

Posting Komentar