BAB I
PENDAHULUHAN
A.
Latar
Belakang
Dalam sebuah lembaga pendidikan
formal, sosok pemimpin merupakan aspek yang sangat mempengaruhi gerak dan hasil
kerja personal nya. Untuk menyiasati agar kepala madrasah dapat melakukan
perannya secara maksimal, maka peningkatan dalam manajemen merupakan salah satu
pilihan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila tidak dilaksanakan, maka
tujuan pendidikan (termasuk di dalamnya pembelajaran) tidak mungkin dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Dalam kondisi seperti ini, secara
tidak langsung tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen, karena di dalamnya
memberikan kewenangan penuh kepada kepala madrasah beserta wakilnya, dan para guru dalam
mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi,
mempertanggungjawabkan, mengatur dan memimpin sumber daya manusia, serta sarana
penunjangannya untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan di madrasah.
B. Rumusan Masalah
A.
Apa Pengertian
Madrasah dan manajemen ?
B.
Bagaimana Manajemen
sebagai ilmu seni dan proses kerja ?
C.
Apa Tujuan
dan fungsi menejemen madrasah ?
D.
Apa Deminsi-dimesi
manajemen ?
C. Tujuan pembahasan
A. Untuk Mengetahui Pengertian Madrasah dan
Manajemen ?
B. Untuk Mengetahui dan Memahami Manajemen sebagai
ilmu seni dan proses kerja ?
C. Untuk Mengetahui Apa Tujuan dan fungsi
menejemen madrasah ?
D. Untuk Mengetahui Apa Deminsi-dimesi manajemen ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MADRASAH DAN MANAJEMEN
A.1 Pengertian
Madrasah
Kata
"madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan
tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah
"madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar",
atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata
"darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai
arti "buku yang dipelajari" atau "tempat belajar"; kata
"al-midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari
kitabTaurat’.
Kata
"madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar
kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan
belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa
tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat
belajar". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata
"madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya
kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia,
melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.
Sungguhpun
secara teknis, yakni dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah
tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami
sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni
"sekolah agama", tempat di mana anak-anak didik memperoleh
pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan keagamaan (dalam hal ini
agama Islam).
A.2 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to
manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi
yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari
sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan
dalam memahami manajemen tersebut, yaitu : Manajemen adalah suatu proses yang
terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian/ pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lainnya.
Sedangkan pengertian menurut ahli-ahli yang
lain adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel
:
“Principles of Management” mengemukakan sebagai berikut : “manajemen
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan
orang-orang lain” (Management involves getting things done thought and with
people). Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry
:
“Principles of Management” menyampaikan pendapatnya : “manajemen
adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun
seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”
3. Menurut James
A.F. Stoner :
Dalam bukunya
“Management” (1982) mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber, daya-sumber, daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”
B.
MANAJEMEN
SEBAGAI ILMU, SENI, DAN PROSES KERJA
B.1 Manajemen Sebagai Ilmu
Pada
dasarnya manajemen belum bisa dikatakan sebagai teori, karena teori harus
terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramal
apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu dengan penelitian. Setelah
dipelajari beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang
ilmu pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana
orang-orang yang bekerja sama. Menurut Luter Gulick (1965) manajemen memiliki
syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun
teori-teori itu masih terlalu umum dan subyektif. Selanjutnya dikatakan bahwa
perjalanan suatu ilmu, teori-teori manajemen yang ada diuji dengan pengalaman.
Evolusi
konsep, ide, pemikiran tentang manajemen bermula pada tahun 5.000 SM di Mesir.
Pada masa itu orang mengunakan catatan tertulis untuk berdagang dan
pemerintahan. Pada 300 SM – 300 M, masyarakat Romawi memanfaatkan komunikasi
efektif dan pengendalian terpusat untuk ektivitas dan efesiensi. Tahun 1500
Machiaveli membuat pedoman pemanfaatan kekuasaan. Tahun 1776 Adam Smith
menyatakan bahwa pembagian kerja merupakan titik kunci badan usaha. Kemudian
1841 – 1925 Henry Fayol mengemukakan pentingnya administrasi, Follet
(1868-1933) dengan perilaku dinamikanya, Mac Weber dengan birokrasinya.[1]
B.2 Manajemen
Sebagai Seni
Menurut
Mary Parker Follet (Stoner, 1986) menejemen sebagai seni dalam melaksanakan
pekerjaan melalui orang-orang, definisi ini perlu mendapat perhatian karena
berdasarkan kenyataan, menejemen mencapai tujuan organisasinya yakni dengan
mengatur orang lain. Hal serupa juga di ungkapkan oleh Henry M. Boneger,
manajemen adalah sebagai seni dan dalam seni itu membutuhkan tiga unsure, yaitu
: pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsure tersebut
terkandung dalam unsure manajemen. Oleh karena itu, keterampilan perlu
dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti halnya melati seniman. Pada
masa yang akan datang ada kemungkinan bidang manajemen akan lebih banyak
nerupakan seni dari pada ilmu. Semakin banyak belajar tentang manajemen, dalam
banyak hal akan memperoleh informasi tentang seperangkat tindakan. Demikian
pula dalam hal hubungan antar manusia, strutur social, dan organisasi menuntuk
seorang menejer atau pemimpin untuk memahami ilmu tentang perilaku yang
mendasari tentang manajemen. Akan tetapi sebelum pengetahuan itu dikuasai,
menejer harus tergantung pada intuisinya sendiri dan melakukan penilaian
sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun hanya aspek manajemen
telah menjadi ilmiah, tetapi masih banyak unsur-unsur manajemen yang tetap
merupakan kiat bagi seorang manajer.[2]
B.3 Manajemen
Sebagai Proses Kerja
Kerjasama
atau profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu,
persyaratan suatu pekerjaan menghendaki berbagai kompetensi sebagai keahlian
khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan memiliki kode etik.
Demikian
halnya manajemen sebagai proses kerjasama atau profesi dituntut persyaratan
tertentu. Seseorang yang profesional menurut Robert L. Katz harus memiliki
kemampuan atau kompetensi : konseptual, sosial dan teknikal. Kemampuan konsep
adalah kemampuan mempersepsi organisasi sebagai suatu sistem, memahami
perubahan pada setiap bagian yang berpengaruh terhadap keseluruhan organisasi,
kemampuan mengkordinasi seluruh kegiatan dan kepentingan yang ada pada
organisasi tersebut. Kemampuan ini diperlukan agar menejer dapat bekerja sama
dan dapat memimpin kelompoknya dengan memahami setiap anggota kelompoknya.
Sedangkan kemampuan teknik adalah kemampuan mengunakan alat prosedur dan teknik
bidang khusus, misalnya teknik penyusunan program anggaran.
Seorang
manajer profesional sangat dibutuhkan masyarakat dan pemerintahan karena
prestasinya, sehingga atas dasar prestasinya itu ia dibayar sebagai dasar
penghargaan dan pengakuan terhadap eksistensinya. Demikian pula dengan
manajemen profesional memerlukan kode etik untuk ditaati. Kode etik itu
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang dilayani dan melindungi angota
atas perlakuan dari luar yang merugikan atau menggangu. Menurut Schien, banyak
indikator yang menunjukan bahwa manajemen sedang bergerak ke arah peningkatan
profesionalisme, baik dalam dunia bisnis maupun dunia organisasi. Implikasi
dari peningkatan ini semakin perlu peningkatan program pengembangan manajemen
sebagai soko guru profesionalisme. Dan menurut Stoner, persyaratan lainya
adalah komitmen dan dedikasi yang menghubungkan kehidupan dan pekerjaan.
C.
TUJUAN
DAN FUNGSI MANAJEMEN MADRASAH
C.1 Tujuan Manajemen madrasah
Menurut Shrode Dan Voich (1974) tujuan utama
manajemen adalah prodiktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak
tunggal dan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan,
keuntungan/profil yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah
dll. Tujuan-tujuan ini ditetapkan berdasarkan penataan dan penetapan atau
pengkajian berdasarkan situasi dan kondisi organisasi.
Apabila
produktiitas merupakan tujuan dari manajemen, maka perlu difahami makna
produktivitas itu sendiri, Sutermeister (1979) membataskan produktivitas itu
sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan mempertimbangkan
kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri di pengaruhi perkembangan
bahan, teknologi dan kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas
berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku. Produktivitas dalam
arti teknis mengacu kepada derajat fleksibel, keefektifan, efesiensi dalam
penggunaan sumber daya.
1.
Manajemen yang
flesibel
Manajemen
yang fleksibel ialah manajemen yang dapat menyelesaikan diri dengan berbagai
situasi dan kondisi.
2.
Manajemen
yang efektif
Manajemen
dapat dikatakan efektif apabila dapat memberi hasil sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan semula.
3.
Manajemen
yang efesien
Manajemen
yang efisien adalah manajemen yang membuat yang benar atau membuat sesuatu
sesuai dengan tujuan organisasi,
C.2 Fungsi Manajemen Madrasah
1. Perencanaan (Planning).
2. Pengorganisasian (organizing).
3. Pengarahan (actuating).
4. Pengendalian (controlling)
D.
DIMENSI-DIMENSI
MANAJEMEN
D.1 Organisasi Sebagai Sistem
Suatu
penelitian menunjukan hasil bahwa faktor-faktor organisasi tempat para
professional bekerja mempengaruhi kepribadian dan profesi mereka. Selanjutnya
dikatakan bahwa profesi dan organisasi memajukan kepribadian dan otonomi mereka
sebagai professional. Hanya dalam iklim organisasi hangat kebebasan mimbar akan
dapat berjalan dengan baik, yaitu hak seorang professional untuk menemukan,
mengajarkan, dan mempublikasikan kebenaran sebagaimana dia lihat dalam
spesialisasinya. Kehidupan seorang professional tidak hanya tampak dalam
kegiatannya yang tidak terikat dan terjaminnya kebebasan mimbar, tetapi juga
dalam kesempatan mengejar pengetahuan/ilmu tanpa memperhitungkan popularitas.
Sifat-sifat
kegiatan para professional di atas perlu mendapat dukungan dari suasana
organisasi pendidikan. Sifat kegiatan para professional yang paling penting
yang dapat dipandang sebagai modal dalam merealisasi dan mengembangkan profesi
mereka adalah usaha mengejar ilmu dan pengetahuan lainnya secara terus-menerus
tanpa mengharapkan penghargaan/ popularitas atau nafkah yang besar.
Untuk
menciptakan lingkungan belajar mengajar yang sehat dan produktif, haruslah ada
kesempatan dan kemauan antara professional untuk saling memberi informasi, ide,
persepsi, dan wawasan. Mereka harus menyiapkan umpan balik profesi secara
teratur seperti halnya yang dilakukan oleh administrator/ manajer.
Prinsip-prinsip kebersamaan, komunitas harus dikembangkan dalam lembaga
pendidikan dengan cara saling memberi pandangan dan nilai baik yang positif
maupun yang negatif.
D.2 Manajemen sebagai sistem
Natarajan dan Shekar (2000) dalam
Jamaliah Abdul Hamid (Understanding Knowledge Management, 2003) mendefinisikan
Manajemen Pengetahuan sebagai kegiatan terstruktur dari organisasi dalam rangka
memperbaiki kapasitas organisasinya. Caranya adalah dengan memperoleh, membagi,
dan memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan derajat kelangsungan hidup dan
keberhasilan organisasi. David dan Associate (1997) mengatakan bahwa manajemen
pengetahuan adalah suatu proses yang sistematik dalam menciptakan,
mengumpulkan, mengorganisasikan, mendifusikan, memanfaatkan, dan
mengeksploitasi pengetahuan. Dari definisi tersebut maka ada empat subsistem
dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan, dan
mentransfer - memanfaatkan pengetahuan.
Sistem yang diciptakan merupakan suatu
keterkaitan yang komprehensif dari informasi dan pengetahuan dari beragam
sumber seperti kalangan praktisi, ilmuwan, dan pengamat. Data dan informasi
diolah, dianalisis, dan sejauh mungkin disintesis yang kemudian dipakai untuk
menyusun strategi bisnis perusahaan. Tidak tertutup kemungkinan sistem ini
memotivasi para karyawan untuk bekerja berbasis pengetahuan. Artinya mereka
akan selalu meningkatkan mutu kinerjanya semaksimum mungkin lewat proses
pembelajaran yang bersinambung. Pada gilirannya penerapan manajemen pengetahuan
sebagai sistem akan meningkatkan pertumbuhan kinerja bisnis perusahaan.
Keberhasilan penerapan manajemen
pengetahuan sangat bergantung pada beberapa faktor. Yang pertama adalah
kualitas pemimpin perusahaan yang didukung semua lini. Disini sang pemimpin,
katakanlah manajemen menengah, harus komit dan taat asas dalam menerapkan dan
mengembangkan sistem secara partisipatif dan integral. Yang kedua adalah
dukungan budaya kerja berbasis pengetahuan di kalangan manajemen dan karyawan.
Secara eksplisit budaya pengetahuan akan memperkuat budaya kerja yang ada. Dan
yang ketiga, karena sebagai sistem maka manajemen pengetahuan harus merupakan
sistem bisnis perusahaan yang total. Artinya subsistem manajemen pengetahuan
berkaitan dengan subsistem lainnya seperti dengan subsistem-subsistem manajemen
SDM, manajemen finansial, manajemen kompensasi, manajemen produksi, manajemen
pemasaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A.
Dari
paparan diatas ada beberapa definisi tentang pengertian manajemen, sehingga
kami menarik kesimpulan bahwa pengertian manajemen adalah usaha untuk mencapai
sebuah tujuan yang memperlukan proses yang meliputi: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dan menfaatkan ilmu maupun seni
dan sumber daya organisasi lainya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. sedangkan definisi Madrasah ialah Secara
harfiah madrasah di artikan sebagai tempat belajar para pelajar, karena
mengandung zharaf makan dari akar kata "darasa". Kata "madrasah" juga ditemukan
dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu
"darasa", yang berarti "membaca dan belajar" atau
"tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut, kata
"madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar". Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
B.
Manajemen
sebagai ilmu: manajemen memiliki syarat sebagai ilmu pengetahuan karena
memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan
subyektif. Selanjutnya teori itu kita uji dengan pengalaman. manajemen sebagi
proses: menejemen sebagai seni dalam melaksanakan pekerjaan, definisi ini perlu
mendapat perhatian karena menjemen sebagai seni, membutuhkan tiga unsur yaitu :
pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsure tersebut
terkandung dalam unsure manajemen. manajemen sebagai proses kerjasama atau
profesi memiliki kompetensi, yaitu kompetensi konseptual, sosial dan teknikal.
C.
Menurut “Shrode
Dan Voich” tujuan utama manajemen adalah prodiktivitas dan kepuasan. Mungkin
saja tujuan ini tidak tunggal dan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu
pendidikan, keuntungan/profil yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja,
pembangunan daerah dll. Tujuan-tujuan ini ditetapkan berdasarkan penataan dan
penetapan atau pengkajian berdasarkan situasi dan kondisi organisasi. Sedangkan
fungsi dari manajemen sendiri ialah sebagai Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (actuating), Pengendalian
(controlling).
D.
Organisai
sebagai system ialah: Suatu penelitian menunjukan hasil bahwa faktor-faktor
organisasi tempat para professional bekerja mempengaruhi kepribadian dan
profesi mereka. Sedangkan manajemen sebagai system Manajemen Pengetahuan sebagai kegiatan
terstruktur dari organisasi dalam rangka memperbaiki kapasitas organisasinya.
Caranya adalah dengan memperoleh, membagi, dan memanfaatkan pengetahuan untuk
meningkatkan derajat kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta
Made, 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fattah Nanang, 2009, Landasan Manajemen
Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar